BumiSholawat

BumiSholawat

Sebuah Coretan Hitam Putih Putra Lamongan

Lapax Theme
MagaZimple Theme
24 Tahun

Diposting oleh On 15.18 with No comments

24 tahun sudah
Ya Robbi...
Hamba didunia
Ya Robbi...
Hamba banyak dosa


Ya Robbi...
Hamba mohon ampun

Wahai Tuhan jauh sudah
lelah kaki melangkah
aku hilang tanpa arah
rindu hati sinarmu
melupakan semua kewajiban
didunia yang telah tertuliskan
dalam kitabMu dalam agama dalam keluarga
banyak tergiur oleh fantasi dunia

rajin mencapai cita
tapi kenapa aku suka lupa terhadapMu
setiap detik, stiap menit, setiap jam, bahkan setiap hari
gak jadi malu tetap begitu padahal itu hanya tipu muslihat
aku tidak ingin dilaknatMu Ya Allah...
wahai Tuhan aku lemah
hina berlumur noda
hapuskanlah terangilah
jiwa di hitam jalanku

Allah SWT memerintahkan kpd kita semua mahluknya didunia
berusaha mencukupi dan menafkahi keluarga
dari zaman nabi adam mencari siti hawa
dan Rasulullah bergerak dibidang niaga
Namun sebenarnya tidak lupa terhadapMu Ya Allah..
sekarang evaluasi diri apa kekurangan di dunia
buat bekal nanti diakerat
ampunkanlah aku
terimalah taubatku
sesungguhnya engkau
sang Maha Pengampun Dosa

Ya Rabbi ijinkanlah
aku kembali padaMu
meski mungkin takkan sempurna
aku sebagai hambaMu

Kullu nafsin dzaa ikotul maut
Sesungguhnya semua yang bernafas di jagat raya akan menghadapi maut
Ya Ilahi Robbi ampunilah dosa hamba terhadap keluarga, teman, semuanya dan terhadapMu
Taubatku

Diposting oleh On 14.30 with No comments

Duh Gusti Allah....
Sampun Tebih ingsun niki mlampah
Ingsun ilang tanpa arah
Ati kulo Kangen marang cahoyoMu

Duh Gusti Allah....
Hino  kotor lan reget awak ingsun
Kaulo nyuwun dilebur lan padangake
Jiwo ingkang peteng lan kotor marang mlampae ingsun


Kaulo Nyuwun Ngapunten
Terami Taubat ingsun
Amergi Panjenengan Gusti
Moho Agung lan Moho Welas Asih

Ya Robbi
Paringake ingsun mbalik marang Gusti
Senajan mboten saget sampurno
Kaulo dados hamba Gusti


Kaulo Nyuwun Ngapunten
Terami Taubat ingsun
Amergi Panjenengan
Moho Agung lan Moho Welas Asih
Paringi ingsun kesempatan waktu
Kaulo pingin mbalik
Mbalik marang Gusti


lan menawi mboten pantes
sujud marang Gusti
lan saktemeni ingsun mboten pantes

Astaghfirulloh hal adzim..........
Astaghfirulloh hal adzim..........
Astaghfirulloh hal adzim..........

Sejarah Surabaya Asal-usul (suroboyo)

Diposting oleh On 14.46 with No comments

Cerita rakyat dapat dipandang sebagai kebudayaan lisan karena keberadaan cerita rakyat tersebut melalui bentuk pewarisan budaya secara turun temurun, disebarkan secara lisan dan mempunyai varian-varian yang dalam beberapa hal mempunyai perbedaan.

Legenda adalah salah satu cerita rakyat yang menceritakan asal-usul daerah
Siapa yang tak kenal dengan nama kota yang satu ini, kota metropolitan 2. SUROBOYO...begitu akrab ditelinga kita warga jatim dan seluruh pelosok negri...sampai-sampai suporter sepak bola dari kota ini (persebaya) menjuluki dengan nama BAJUL IJO (Buaya Ijo), sangar C...tapi siapa sangka nama yang begitu populer ini (suroboyo) diambil dari nama 2 mahluk yang sedang bertarung.
Taukah anda, sejarah sering diputar balikkan, / banyak sekali varian-varian yang berbeda yang mengatakan A I U E O....bukan mengada-ada tapi disini sejarah akan dibuka.
Dahulu ada 2 orang yang sakti mandraguna...koyo opo wae rex hihihihi...mereka dari satu peguruan, tapi diantara mereka tidak saling mengetahui bahwa mereka satu guru, guru mereka adalah EMPU SUPO, (yang membuat keris tanpa di palu...melainkan diplurut menngunakan tangan. Wou....!!!) kedua orang tersebut bernana GAJAH BELANG & JOKO KUCIR. Joko Kucir Berasal dari suatu daerah yang bernama MEJERO yang terletak di Desa Sendang Agung Kec Paciran Lamongan. Sedangkan Gajah Belang berasal dari desa GUNUNG LANGGAR blimbing Lamongan
Kenapa mereka bertarung???
Menurut yang penulis ketahui, mereka memperebutkan seorang wanita yang sangat cantik jelita, tidak akan pernah habis dimakan waktu, dari tahun ketahun kecantikannya terkenal kemana mana. Seluruh kesatria/orang-orang sakti seluh pelosok negri ingin menikah dengannnya.Tidak juga berwajah cantik jelita, tapi beliau juga (mbok rondo dadapan) kesaktiannya tak terkalahkan, Nama wanita tersebut MBOK RONDO DADAPAN (rondo kok cantik???) yang juga berasal dari Desa Dadapan Kec. Solokuro Lamongan. Salah satu contoh, Pernah suatu ketika Mbok Rondo Dadapan ini membakar damen (batang padi) yang sangat banyak di sawahnya (ladangnya) beliau bersabda / mengucapkan satu kalimat (nangndi wae awu iki mabur, senajan awu iku sak titik, yo iku tanahku) dimana saja abu ini terbang meskipun jatuhnya abu itu satu titik ya itu menjadi tanahku. Menurut cerita satu titik abu yang jatuh sama dengan 1 hektar, dan tanah yang kejatuhan abu tersebut sangat angker. Rata-rata tanah yang angker sekarang milik mbok rondo dadapan, Oleh sebab itu banyak tanah yang sampai saat ini gak jelas pemiliknya, karena tanah tersebut angker. Hebat ga…sampai sekarang banyak sekali terdapat tanah mbok rondo dadapan, hampir diseluruh pulau jawa dan sekitarnya.
Selama berbulan bulan Gajah belang dan Joko Kucir bertarung habis-habisan, hampir mengilingi pulau jawa ini pertarungan mereka berdua. Dan tiap bertarung disuatu daerah apa yang mereka lakukan slalu dijadikan nama daerah tersebut, seperti Gresik, Sido Kelar, Sido Rame, Mbulu Tigo, Bongkawak dan masih banyak lagi.

Sampai akhirnya mereka bertarung disuatu tempat yang berubah menjadi Iwak Suro & Bajul ijo (Ikan Hiu & Buaya Hijau) Joko Kucir Menjadi Ikan Hiu dan Gajah Belang Menjadi bajul Ijo akhirnya dinamakanlah tempat tersebut yang menjadi Ibukota Prop Jatim Surabaya, dan belum habis sampai disitu. Pertarungan mereka berakhir di di desa Bongkawak kec Laren Lamongan, pertarungan mereka disitu merupakan pertarungan terakhir mereka berdua….Sebab mereka berdua sama-sama meninggal. Dan tidak mendapatkan apa yang mereka rebutkan.
Cerita ini, banyak sekali hikmahnya…jadi buat kita jangan meniru apa yang Joko Kucir & Gajah Belang Lakukan…memperebutkan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Sampai mengakibatkan hilanya nyawa…..Astaghfirullah hal adzim..….
Cerita ini dari mulut kemulut, penulis hanya menyampaikan, apabila ada yang salah. mohon dikoreksi. terimakasih
Mempromosikan diri Tanpa Menjilat

Diposting oleh On 16.28 with No comments

Banyak cara untuk mencari perhatian di tempat kerja, baik itu dari teman-teman satu tim maupun dari atasan. Siapa sih yang tak ingin kelihatan menonjol di mata orang lain. Lebih-lebih dalam konteks pekerjaan, "menonjol" bisa membantu mempercepat kemajuan karier. Namun, berhati-hatilah. Keinginan yang terlalu menggebu untuk terlihat paling menonjol di antara yang lain di kantor, salah-salah bisa membuat Anda "over-acting". Bila ini terjadi, bukannya simpati atau penilaian yang positif yang Anda dapatkan melainkan justru label buruk, misalnya Anda bisa dicap sebagai penjilat. Memangnya Anda mau mendapatkan penghargaan sebagai The Most Likely to Kiss Some Boss Butt?

Oleh karenanya sebelum Anda beraksi di tempat kerja, pastikan dulu Anda mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apakah Anda tipe karyawan yang sebenarnya tidak memiliki keterampilan yang jelas dalam bidang tertentu, namun pintar memanfaatkan situasi dan mencari celah untuk mempromosikan diri?

2. Apakah Anda suka membuatkan kopi untuk bos, sambil berusaha agar semua orang tahun bahwa Anda melakukannya?

3. Apakah Anda selalu merasa punya andil dan jasa atas kesuksesan orang lain, padahal kenyataannya tidak demikian, atau andil dan jasa Anda tidak sebesar yang Anda gembar-gemborkan?

4. Sebaliknya dar
i no.3, apakah Anda gemar mencari kesalahan orang lain untuk kegagalan pekerjaan Anda?

5. Apakah Anda punya kebiasaan mengulur-ulur waktu
kerja/meeting dengan memperlambat / dengan komentar-komentar panjang yang "nggak penting", sekedar untuk menunjukkan bahwa Anda memang orang yang aktif dan ada di situ?


6. Apakah Anda suka menggosipkan teman-teman sekerja, dan menceritakan kekurangan mereka kepada atasan?

7. Apakah Anda orang terakhir yang meninggalkan kantor padahal sebenarnya tak ada alasan apapun bagi Anda untuk pulang belakangan?


Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut "tidak", maka Anda memang bukan seorang penjilat. Namun, jika Anda masih ragu-ragu atau bahkan diam-diam mulai mengakui bahwa semua itu adalah kebiasaan Anda sehari-hari selama ini, maka Anda sebenarnya bukanlah karyawan yang berdedikasi seperti yang Anda pikirkan. Artinya, inilah saatnya bagi Anda untuk berubah, demi kesehatan karier Anda. Sebab, percayalah, di mana pun tak ada tempat bagi orang yang menempuh cara-cara yang bersifat menjilat dalam mengejar kemajuan karier di tempat kerja.
Bekerjalah dengan ikhlas, dan niatkan pekerjaan kita itu ibadah, insya Allah kita diberi kemudahan…


Joko Tingkir 2

Diposting oleh On 22.36 with No comments

Joko Tingkir menimba ilmu kurang lebih selama 3 bulan dari Ki Ageng Banyubiru …. hampir seluruh ilmu dari Ki Ageng Banyubiru telah diturunkan kepada Joko Tingkir …!!! Joko Tingkir dengan mudah menyerap seluruh ilmu yang diberikan… dan tidak terbayang kesaktian Joko Tingkir… karena telah banyak guru-guru yang sakti mandraguna… menurunkan ilmu kepada nya …!!! Para guru dengan senang hati… menurunkan kepada Joko Tingkir karena Joko Tingkir lah yang akan menjadi ‘matahari’ di tanah Jawa … melanjutkan tahta Kerajaan Majapahit …!!!
 
Setelah dirasakan cukup menimba ilmu,… Ki Ageng Banyubiru akhirnya berkata kepada Joko Tingkir … “Anakku, Joko Tingkir… Ku kira sudah cukup waktunya menuntut ilmu… seluruh ilmu yang ada padaku telah kuturunkan kepada mu …!!! Sudah waktunya engkau mengabdi ke Demak… menjemput wahyumu … !!! Untuk engkau ketahui… saat ini Sultan Demak sedang berada di bukit Prawata … !!! Pergilah engkau ke sana… !!!” Kemudian… Ki Ageng Banyu biru mengambil segenggam tanah dan memasukkan ke dalam kantong kain… “Sebelum sampai ke Prawata… engkau akan bertemu seekor kerbau liar… dan masukkanlah tanah ini ke mulutnya …!!!” begitu pesan Ki Ageng Banyubiru …

“Kerbau ini akan mengamuk sejadi-jadinya… siapapun tidak akan sanggup menghentikan… kecuali hanya engkau seorang… Joko Tingkir …!!! Untuk mengalahkan kerbau tersebut… cukup mudah… ambil lah tanah tersebut dari mulutnya… dan hantamkan pukulanmu ke kepalanya… kerbau itu akan binasa …!!!” demikian pesan Ki Ageng Banyubiru kepada Joko Tingkir …!!! Kemudian… Ki Ageng Banyubiru juga berpesan… “Joko Tingkir… janganlah engkau berpisah dengan Mas Manca, Ki Wila dan Ki Wuragil… baik dalam keadaan susah ataupun senang… !!! Untuk menuju Prawata sebaiknya kalian menggunakan rakit melalui sungai Dengkeng… !!! Naagh berangkat laaagh anakku… doaku menyertaimu …!!! demikian akhir pesan dari Ki Agengn Banyubiru…

Berangkatlaagh Joko Tingkir bersama ‘three musketer’ Mas Manca, Ki Wila dan Ki Wuragil… membuat rakit dari potongan bambu… !!! Akhirnya mereka berempat menaiki rakit… dan dengan masing-masing memegang bambu… didoronglaagh rakit itu… !!! Ki Agengn Banyubiru… trenyuuuh melihat Joko Tingkir yang bersungguh-sungguh… menjemput wahyu… dan matanya terlihat berkaca-kaca… dikarenakan ia teringat akan Ki Ageng Pengging… yang sudah menjadi takdirnya… harus meninggal ditengah hiruk-pikuk politik kerajaan …!!!
Kebakaran Jenggot

Diposting oleh On 10.35 with No comments

Cerita ini hanyalah fiktif belaka:

Waktu Amrozi Cs bertemu malaikat di pintu masuk su, dia kaget.

"Lho sampean kog nggak pake jenggot, nggak ngikut sunnah Rasul ya???" katanya heran.

Dengan agak geram malaikat menjawab. "Jenggot saya sudah kebakar Mas...!"

Amrozi baru sadar kalau dia sedang berhadapan dengan malaikat Malik, sang penjaga neraka.
Sunan Kalijogo

Diposting oleh On 23.27 with No comments

Menurut riwayat, Sunan Kalijaga mula-mula berguru kepada Sunan Bonang. Setelah itu, beliau berguru kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon, dan memohon agar seluruh ilmu Sunan GUnung Jati diwwejangkan kepadanya. Disebutkan dalam literatur Jawa, beliau berguru pula kepada para Wali yang lain sehingga meskipun beliau dikenal sebagai wali termuda tetapi merupakan murid yang paling pandai. Menurut pendapat ini, guru memiliki hanya sebatas kemampuan ilmu yang mereka miliki masing-masing, sedangkan ilmu yang dimiliki sunan Kalijaga mencakup semua ilmu wali-wali itu. Lebih dari itu sunan Kalijaga tidak cukup berguru kepada sesame Walisongo di tanah jawa saja, bahkan dikabarkan beliau berguru pula kepada Nabi Khidir a.s., sebagaimana dahulu Nabi Musa a.s. pernah berguru kepada Nabi penjaga laut itu. Apakah beliau berguru kepada Nabi Khidir melalui alam ghaib ataukah dalam kenyataan seperti yang disebut-sebut dalam babad-babad Jawa, masih merupakan suatu teka-teki yang besar.

Diberitakan, Sunan Kalijaga berguru pula kepada Dara Petak di Palembang. Lalu dilanjutkan dengan berguru kepada Syaikh Sutabris di Pulau Upih (Malaka). Menurut Dr.Hoesein Djajadiningrat, Syaikh Sutabris adalah sebutan ringkas dari Syamsudin Tabris atau Syamsudin Ath-Thabrizi yaitu Syamsudin Thabriztan penulis Diwan-i Syams i Tabriz. Dalam sejarah kebudayaan Persia, nama tokoh ini amat terkenal dan bertalian sangat erat dengan riwayat hidup Jalaludin Rumi (wafat tahun 1273 M) penyair sufi terkenal dari Persia. Syamsyudin Ath Tabrizi telah meninggal akibat pembunuhan yang kejam oleh lawan mazhabnya pada tahun 645 H/ 1274 M, sedangkan masa hidup Sunan Kalijaga adalah beberapa abad sesudahnya. Dari sini dapat dinyatakan bahwa tidak mungkin Sunan kalijaga berguru langsung kepada Syaikh in sebagaimana tak mungkin sebebnarnya berita-berita di Jawa yang menyatakan bahwa Syaikh Sutabris dapat berpindah kediaman ke Demak setelah berdirinya Kerajaan Islam Demak dan kemudian wafat dan dikuburkan ke Demak. Adapun yang lebih mendekati kemungkinan ialah bahwa Sunan Kalijaga berguru kepada seorang mu’alim di Malaka yang menguliahkan pikiran-pikiran Syaikh Sutabris berdasar atas kitab peninggalannya itu.

Melalui pertautan mata rantai Sunan Kalijaga dengan Syaikh Sutabris di atas, maka dapatlah kita mereka-reka jalan pikiran, per sikap, dan peri hidup sunan Kalijaga yang kiranya tentu banyak dipengaruhi oleh jalan pikirandan sikap hidup gurunya. Sebagaimana diketahui, Syaikh Sutabris dikenal sebagai darwis pengembara, sufi yang telah sampai kepada derajat fakir, tiada membutuhkan tempat kediaman tertentu, berpindah-pindah dan berkeliling dari suatu tempat ke tampat yang lain. Sedangkan kehidupan Sunan Kaljaga memang sesuai dengan kehidupan seorang darwis. Beliau selalu mengembara ke berbagai tempat. Sekali waktu Sunan Kalijaga diberitakan berada di Tegal menggerang barongan dan dijuluki Ki benguk yang mendalang dengan upahan kalimat Syahadat. Pada saat lain lagi diberitakan bahwa Sunan Kalijaga sudah berada di Pajajaran, mendalang Pantun dengan berjuluk Ki Seda Brangti, dan pada kesempatan yang lain sudah berada di kawasan Majapahit terus ke Blambangan. Di wilayah bagian Jawa timur itu Sunan Kalijaga mendalang wayang kulit danmenyamarkan dirinya dengan nama Kuncara purba. Sebentar kemudian lagi terdengar pula bahwa beliau sudah di bagian Jawa Tengah selatan yaitu di daerah Bagelen, Mataram, Bukit Jabalkat di tembayat untuk mendekati tokoh-tokoh tua di daerah itu agar masuk ke dalam islam. Mereka itu adalah antara lain Ki Cakrajaya.

Dalam Diwan-i Syams-i Tabriz, menurut penyelidikan Nicholson, terdapat bukti-bukti adanya jalan pikiran “ideal artistik” gaya Socrates. Jalan pikiran ini cenderung meremehkan pengetahuan dan aspek lahiriyah dan sangat mementingkan kebatinan sepertin nilai-nilai cinta. Hanya saja tentang ini Nichholson menambahi dengan komentar:

“ but wild captures and arrogant defiance of every human law can ill atone for the lack of that sweet-reasonableness and moral grandeur which distinguish the sage from devotee.”

Orientalis itu menyayangkan bahwa gairah yang berkobar dan sikap acuh tak acuh bertentagn dengan hukum alami tabiat manusia dipandang dapt meringankan penderitaan seseorang akibat diri kekurangan ma’quli (penalaran) yang manis dan keangungan budi yang bisa membedakan antara yang ‘arif (pengetahuan yang bijaksana) dan muthi (patuh). Dalam kaitan inikalau kita perhatikan, pengaruh Sunan Kalijaga sangat besar terhadap masyarakat Jawa Tengah, sedang jalan pikiran masyarakat Jawa Tengah yang kita saksikan sekarang dikuasai oleh ukuran-ukuran rasa (Jawa : rasa, raos, rumangsa) yang emosional-artistik. Hal ini lebih diperkuat dengan dengan adanya kemungkinan pengaruh cara berpikir Sunan Kalijaga dengan Socrateisme yang ideal-artstik dari diwan-i Syams-i Thabriz. Gaya ini kemudian diwariskan pada masyarakat Jawa Tengah yang memang sangat mencintai beliau. Dalam menyampaikan gagasannya Syaikh Tabriz banyak memakai cara pengajaran dan penyajian buah pikiran melalui syair denga lagu gazal. Mungkinkah Sunan Kalijaga yang banyak menciptakan kidung, suluk atau nyanyian keramat dan liturgis yang banyak tersebar di kalangan rakyat seperti Kidung Rumeksa ing Wengi juga menjadi bukti akan besarnya pengaruh cara-cara sang guru Syaikh Sutabris terhadap beliau?

Syaikh Tabriz banyak mempengaruhi dan membentuk cara berpikir Jalaludin Rumi, karena Syaikh Tabriz memang guru teologi dan mistik sekaligus kawan sang penyair. Selain oleh Tabriz, ternyata jiwa dan kepribadian Jalaludin Rumi terbentuk dan terpengaruh oleh Fariduddin Attar yang telah menghadiahkan kitab karangan Asrar Nama (Kitab Rahasia) kepada Rumi pada waktu beliau masih berusia 3 tahun. Kalau kita bandingkan dua orang sufi penyair, Attar dengan rumi, ternyata keduanya sama-sama memiliki kekayaan imajinasi dan lancar berkomunikasi. Dengan karunia itu mereka mengutarakan buah pikiran melalui syair-syair berbentuk gazal, masnawi, baharramal samapi tercipta cerita penuh ibarat. Semuanya bersumber dari lubuk hati, yang dipenuhi rasa cinta, rindu dendam, dan asyik akan Tuhan. Misalnya saja syair-syair hikayat Manthiq Al-Thayr (Percakapan Burung-burung) dari Atthar atau syair usaha makhluk untuk bersatu dengan Tuhan yang berakhir dan mencapai klimaksnya pada wihdatul wujud. Di pihak lain, hasil karya Sunan Kalijaga yang berbentuk kidung dan suluk juga berisi kisah, cerita, tamsil serta ibarat. Diantaranya yang masyahur adalah cerita wayang Dewa Ruci yang di dalamnya berkisah tentang Aria Sena atau Bima mencari Jejering Pangeran (Hadhirat, atau letak kedudukan Tuhan) yang berakhir dan mencapai klimaks usahanya lebur merasuk ke dalam telinga Dewa Ruci.

Untuk melihat kedudukan Sunan Kaijaga ini kita lengkapi dengan mempertalikan sederetan syair-syair Melayu Lama yang banyak dipengaruhi oleh suasana keislaman semisal syair-syair Hamzah Fansuri. Dalam pertalian riwayat-riwayat dan perkisahan dalam babad-babad Jawa dengan hasil karya Rumi dan At thar akan membuktikan bahwa Sunan Kalijaga alias Syaikh Malaya itu merupapak “saudara” seperguruan dengan Jalaludin Rumi. Perbedaannya, kalau Rumi berguru langsung dan konkret kepada pribadi Syamsudin At Tabriz, sedangkan Sunan Kalijaga hanya berguru pada buah pikiran beliau yang telah terhimpun dalam Kitab peninggalan Syiakh Sutabris (sebutan lain Syamsu Tabriz), yaitu melalui seorang mu’alim yang mengajar di Pulau Upih, Malaka.

Dalam Manthiq Al-Thayr antara lain disebutkan bahwa tingkat fana’ yang dicapai oleh Simurak (Salik atau Pelintas Jalan) yang dilukiskan oleh AtThar sebagai berikut:

“Hadrat ini adalah kaca, siapa yang datang kemari, tidaklah akanmelihat selain dirinya sendiri. Tuan datang Simurak (tiga puluh), tentu yang akan Tuan lihat ialah Simurak. Yah, betapa penglihatan bisa melihat kami? Bagaimana mata langit dapat mengukur bintang Suraya?”

Dalam syair-syair wejangan Sunan Tembayat kepada Syaikh Domba yang selalu mengirinya ketika mencari Sunan Kalijaga, kita bisa mengetahui ajaran-ajaran Sunan Kalijaga yang diwejangkan kepada Sunan Tembayat, melalui langgam Dandanggula berikut ini:

“utamanae manungsa linuwih I jroning urip anglakoni pejah I den panggih rupa rasane I upama ngilo iku I wewayangan sejroning cermin I kembar rupa lan rasane I lan ngilo iku I kang aneng sajroning kaca I ia sira jenenge kawula jati I kang ngilo Sukma purba”II

Syair-syair Matsnawi Rumi, dengan ‘Asyiq-nya.

“Karamkanlah aku di dalam rindu/mencari Dia, mendekati Dia/Dan telah tenggelam pula/nenekku dulu;Dan yang kemudian/mengikut pula/kalau kukatakan bibirnya/Itulah ibarat dari bibir pantai lautan/yang luas tak tentu tepinya/Dan jika kukatakan la/ tujuku ialah illa.”//

Kidung Hamzah Fansuri:

“wujud Alloh nama perahunya/iman Alloh nama kemudinya/yakin akan Alloh adalah nama pawangnya/taharat dan istinja’ nama lantainya/kufur dan ma’siyat air ruangnya/tawakkal akan Alloh juru batunya/tauhid itu akan sauhnya/illa akan talinya/Kamal Alloh adalah tiangnya.”//

Selain itu, sesuatu yang mungkin berasal dari pancaran pribadi dan pengaruh Syamsudin ath-Thabrizi pada diri Sunan Kalijaga ialah keuletan wali ini, kegigihan dan keikhlasannya dalam hidup dan perjuangan untuk mengembangkan agama dan paham beliau. Semua sifat ini memang terdapat dalam diri Syamsu Tabriz, dan pantulannya memancar dari pribadi Jalaludin Rumi dengan pendirian bahwa hidup tidak boleh menyerah kalah begitu saja. Seruak segala gatal, rambah segala onak dan duri, hadapi perjuangan hidup dan bekerja terus, berjuang terus. Manusia diberi kebebasan di bumi, dikirim kemari buat berjuang, buat bertumpah keringat, mencari jalan pulang!

Sunan kalijaga (1) selesai.

Tulisan ini diambil langsung dari buku berjudul “Mengislamkan Tanah Jawa:Telaah Atas Metode Dakwah Walisongo” karya Widji Saksono, yang diterbitkan oleh Penerbit mizan Januari 1995 dan Juli 1995.
Joko Tarub

Diposting oleh On 23.22 with No comments

Disuatu desa pedalaman di Indonesia, hidup seorang janda dan seorang anak yang bernama Jaka di dusun Tarub. Semasa kecilnya ia suka bermain dengan kebiasaanya yaitu menyumpit burung. Sampai dewasa pun sumpit nya selalu dibawa-bawa kemanapun.
Pada suatu hati Jaka Tarub sedang berjalan ditengah hutan dan melihat burung-burung dan Jaka Tarub menyumpitnya tapi tidak mengena. Burung-butung itu berterbangan dan dikejar oleh Jaka Tarub. Padahal hutan yang dilaluinya ini adalah hutan yang angker sekali. Dikesibukan mengejar burung, Jaka Tarub mendengar suara beberapa wanita yang sedang mandi di sebuah air terjun kecil. Jaka Tarub mengintai dan mengintip dari balik semak-semak belukar. Dan melihat ada sebuah selendang didekatnya dan diambilnya oleh Jaka Tarub.
Ternyata wanita-wanita yang sedang bermandikan itu adalah kumpulan bidadari yang turun dari kahyangan. Salah satu bidadari menyadai kalau Jaka Tarub mengintip mereka yang sedang mandi, akhirnya semua bidadari disitu panik dan terbang kembali ke kahyangan. Kecuali satu bidadari kebingungan mencari selendangnya yang di ambil oleh Jaka Tarub. Lalu si bidadari dan Jaka Tarub saling menyapa.
Bidadari ikut dengan Jaka Tarub ke desanya, lalu mereka berdua hidup bersama sampai mempunyai 1 anak. Selama hidupnya Jaka Tarub walau kerjanya hanya tidur-tidur saja tapi hasil pangannya melimpah karena keajaiban dari bidadari. Lumbung pada penuh, masakan cepat tersaji banyak.
Pada suatu saat Jaka Tarub tak sengaja melanggar janji yang diberikan oleh bidadarinya yaitu tidak boleh membuka hidangan sebelum matang betul. Akhirnya keajaiban sang bidadari hilang. Dan mereka kembali harus bekerjakeras setiap harinya.
Suatu hari si bidadari menemukan selendangnya yang disimpang oleh Jaka Tarub, akhirnya perpisahan pun terjadi, bidadari kembali pergi kekayangan meninggalkan Jaka Tarub beserta anaknya.
Joko Tingkir

Diposting oleh On 23.14 with No comments

Joko Tingkir mempelajari ilmu sakti dari Ki Buyut Banyubiru. Ia mempelajari ilmu sakti tersebut karena ingin menebus pengampunan karena ia telah membunuh Dadungawuk sodara dari Sultan Demak.
Ki Buyut Banyubiru memberikan pelajaran-pelajaran ilmu saktinya di Gunung Lawu. Salah satunya adalah dengan merendam diri dalam sungai yang dingin, dengan tujuan dapat mengendalikan hawa nafsu.
Setelah beberapa bulan lamanya Joko Tingkir menimba ilmu, Ki Buyut Banyubiru sudah memperbolehkan agar Joko Tingkir untuk menemui Sultan Demak untuk meminta pengampunan atas yang pernah dilakukannya yaitu membunuh Dadungawuk.
Didalam perjalanannya menuju tempat Sultan Demak, Joko Tingkir banyak menghadapi binatang-binatang buas yang menghadangnya, salah satunya adalah menaklukan raja buaya dan gerombolannya.
Sesampai di desa Sultan Demak, kebetulan di desa tersebut sedang terjadinya banteng buas yang mengamuk dan memporak pondakan seisi desa, pada saat itu juga Joko Tingkir bertemu dengan Sultan Demak untuk meminta pengampunan dengan persyaratan harus dapat melawan banteng buas tersebut, Sultan Demak menyetujuinya. Akhirnya Joko Tingkir berhasil melawan banteng buas itu dengan sebuah pukulan ke kepala banteng, mental dan pecah akhirnya banteng tersebut tersungkur mati.
Prajurit didesa itu terkagum dengan aksinya Joko Tingkir yang telah menghadapi banteng buas dengan tegar dan mengalahkannya.
Sultan Demak mengampuni perbuatan Joko Tingkir tempo hari dan memaafkannya. Kemudian Joko Tingkir diangkat sebagai pempimpin laskar tamtama, dan akhirnya menjadi menantu dari Sultan Demak.
Joko Tingkir adalah pengembara, masa hidupnya dihabiskan diluar demak, kemudian Beliau menghabiskan masa-masa terakhir di daerah Lamongan hingga beliau wafat.


 Untuk Cerita dan sejarah joko tingkir lainnya :
Joko Tingkir 2
Potensi Sendangagung

Diposting oleh On 22.54 with No comments

Pemutakhiran Terakhir Monday, 20 October 2008

Kabupaten Lamongan ternyata bukan hanya kaya ragam olah makanan seperti Wingko babat, Soto, Tahu Campur dan masakan-masakan Sea Food saja, tetapi juga kaya kazanah budaya sandang dengan berbagai aksesorinya.
Secara tradisional telah lama berkem-bang produksi sarung dan tenun ikat Parengan di Kecamatan Maduran, batik tulis di Desa Sendangagung dan Sendang-duwur Paciran, kerajinan bordir menyebar di Desa Sendang-agung,Sendang-duwur, Tunggul dan Paciran Kecamatan Paciran, Desa Banjamadu Karanggeneng, Desa Tanggung-prigel,Wangen dan Sudangan Kecamatan Glagah, Bogobabadan, Watangpanjang dan Banyu Urip Kecamatan Karangbinangun. Kerajinan Bos Kopiah juga berkembang di Desa Putatkumpul dan Pomahanjanggan Kecamatan Turi, Bojoasri dan Pengangsalan Kecamatan Kalitengah, Karangturi dan Meluwur Kecamatan Glagah. Untuk kerajinan tikar karpet terdapat di Desa Jatirenggo dan Jotosanur Kecamatan Tikung dan Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Lamongan.
Kemudian kerajinan tas anyaman plastik dan tas imitasi berkembang di Desa Turi dan Pomahanjanggan Kecamatan Turi serta Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Lamongan, sedangkan tas enceng gondok berkembang pesat di Kecamatan Tikung dan Kelurahan Sidoharjo Lamongan. Industri rumah tangga konveksi berkembang pesat di Desa Tri Tunggal Kecamatan Babat yang memproduksi berbagai jenis kaos, kostum olah raga,jaket, taplak meja, baju tidur dan seragam sekolah. Pemasarannya telah meliputi wilayah Jawa Timur, Solo, Jogja, Bali dan Kalimantan. Potensi Desa Tri Tunggal ini dikembangkan menjadi kawasan sentra industri konveksi yang prospektif,apalagi lokasinya yang strategis di tepi jalan raya Surabaya-Babat-Jakarta. Fonenomena Batik dan Bordir Sendang Fungsi utama pakaian sebagai penutup aurot, ternyata daIam perkembangan budaya modern mempunyai makna yang lebih dalam. diantaranya mempengaruhi estetika, prestise dan kondisi kultural dari peradaban manusia. Orang akan tampil beda dengan penampilan melalui busana yang dikenakan. Watak artistik ini mendorong penciptaan tekstil lebih mengutamakan unsur ragam hiasan dari pada fungslnya pelindung badan. Kain palos dianggap belum sempurna
sebagai bahan sandang karena tidak menyampaikan pesan artistik Pada hari-hari besar, resepsi-resepsi, hari-hari istimewa orang cenderung mengubah penampilannya dengan memakai busana dengan desain tertentu. Dengan penampilan pakaian yang berbeda itu, marta bat orang akan terangkat sesuai dengan nilai-nilai budaya yang sedang berkembang. Gejala sosial ini ditangkap perancang grafis batik dan bordir Sendang Lamongan dengan mencari kreasi dan inovasi baru baik motif, corak maupun jenis kain dasarnya sehingga dapat mengikuti selera pasar. Di Desa Sendangduwur dan Desa Sendangagung Lamongan terdapat ratusan pengrajin batik Sendang. Di desa ini juga terdapat
kerajinan konveksi bordiran dan kerajinan emas yang telah lama berkembang secara tradisional. Bahkan pada tahun 1991 pengrajin emas H. Kusnan mendapatkan penghargaan Upakarti dari Presiden RI, kemudian pengrajin batik tulis dan bordir ibu Sumikah juga mendapatkan Upakarti tahun 1992. Produk-produk hiasan bordir Sendang yang dipasarkan beraneka ragam. Mulai dari blouse, rok, rompi dan kerudung. Busana muslimpun tidak ketinggalan untuk dihiasi dengan bordir. Busana bordir yang dipadukan dengan payet-payet menambah nilai artistik dan menunjukkan budaya pemakainya. Kualitas busana bordiran produksi Desa Sendang sebenarnya tidak kalah bila dibanding produksi Tasikmalaya, sehingga dengan dibangunnya obyek wisata berskala internasional Jatim Park II - WBL Tanjung Kodok
yang berlokasi bersebelahan Desa dapat menjadi etalase dan pintu gerbang pengembangan promosi, produksi dan pemasaran dengan dunia luar. Potensi Desa ini dapat berkembang menjadi kawasan sentra industri kerajinan batik.Bordiran Sendang Lamongan merupakan sebuah seni yang memadukan dekorasi sulaman pada kain. Motif dan corak
hiasan bordir bukanlah sekedar hiasan belaka. tetapi mengandung arti sejarah dan budaya. Sebagai daerah pesisiran,motif-motif sandang produk tradisional Lamongan seperti batik tulis Sendang dan Tenun Ikat Parengan mempunyai corak dan motif khas yang kaya gimbal-gimbal pesan dalam grafis desainnya, seperti sketsa ikan, perahu, titik-titik buih ombak, pepohonan, bunga dan sebagainya. Kekuatan dan keunggulan desain tekstil tradisional teletak pada nilai
simbolik atau nilai ritual. Para perancang motif dan pembatik menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan cara simbolik, termasuk kostumnya dengan desain tekstil. Simbol itu terekspresikan lewat bentuk, motif dan warna, dan ternyata memiliki nilai estetika yang tinggi. Disana ada goresan hati, sketsa jiwa dan warna-warni kehidupan. Motif dan corak batik hakekatnya dapat menjadi sebuah cermin jiwa perancang dan pemakainya. Potensi batik tradisional dan
hiasan bordir Sendang apabila dimanajemeni dengan baik dapat berkembang menjadi sebuah industri besar yang menghasilkan. Menghadapi persaingan pasar tekstil modern, tekstil tradisional mempunyai peluang besar untuk berkembang, asal mau menciptakan desain-desain modern. Dalam kaitan ini desain tradisional dapat kita fungsikan sebagai bahan modifikasi, inovasi dan inspirasi dari desain modern, sehingga menjadi produk sandang yang memiliki
standard (Ekonomi)
Ditembak Tanpa Tutup Mata

Diposting oleh On 22.34 with 1 comment

Pemakaman Amrozi Cs Tanpa Tangis
LAMONGAN�Tiga terpidana mati, Amrozi, Muklas, dan Imam Samudra, tegar saat menghadapi 12 personel regu tembak Brimob Polda Jateng. Mereka menjemput maut tanpa penutup mata dan diikat di tiang eksekusi.



Eksekusi yang dilaksanakan di Lembah Lebay�dua kilometer dari Lapas Batu Nusakambangan� usai hujan mengguyur Ahad (9/11) sekitar pukul 00.15 WIB dini hari itu pun diwarnai keharuan. Sejumlah orang yang mengikuti eksekusi, antara lain ulama, dokter, dan jaksa, trenyuh melihat tiga terpidana mati tersebut. Begitu peluru tajam 5,6 milimeter yang dilepaskan regu tembak Brimob melesak tepat ke arah jantung, mereka terjengkang. Sebentar kemudian ambruk.

�Mungkin mereka masih menganggap bukan sebuah eksekusi tapi benar-benar menghadapi lawan di medan jihad,� kata sebuah sumber.
Kapuspenkum Kejaksaan Agung, M. Jasman Panjaitan, saat jumpa pers di Gedung Kejagung, Jakarta, kemarin, membenarkan, ketiga terpidana langsung meninggal begitu peluru menembus jantung mereka. Sedang soal alasan tak mau diikat dan ditutup matanya, kata Jasman, almarhum tidak memberikan alasan. �Atas permintaan terpidana mati mereka tidak mau ditutup mata saat dieksekusi. Terpidana mati juga tidak melakukan perlawanan,� kata Jasman.

Setelah itu, pukul 01.00 WIB, ketiga jenazah dibawa ke poliklinik Nusakambangan untuk diotopsi. Ketiganya dimandikan dan dikafani oleh pihak keluarga yang diwakili Ali Fauzi. Kain kafan juga disediakan oleh pihak keluarga. Setelah itu jenazah disalati di Masjid LP Nusakambangan.

Pukul 05.45 dilakukan serah terima jenazah dari petugas Kejaksaan kepada pilot yang membawa jenazah yang kemudian diserahkan ke pihak keluarga. Lalu tiga helikopter diberangkatkan dari Nusakambangan. Satu heli membawa jenazah Abdul Azis alias Imam Samudra menuju Serang, Banten. Dua heli menuju Lamongan. Satu heli membawa jenazah Amrozi dan Ali Ghufron alias Muklas dan satu lagi membawa keluarganya.

Pukul 08.30 helikopter yang membawa Imam Samudra mendarat di Serang dan diserahterimakan kepada keluarga yang diwakili oleh Abu Setiawan. �Pukul 08.55 jenazah Amrozi dan Muklas mendarat di kampung halamannya di Lamongan, Jawa Timur,� kata Jasman.

Jasman mengatakan Amrozi Cs tidak menyampaikan pesan khusus sebelum ditembak mati. �Mereka tidak menyampaikan pesan apa pun,� katanya.

Jasman juga memaparkan bahwa kejaksaan sebelum eksekusi telah menemui pihak keluarga Imam Samudera lewat Kejaksaan Tinggi Banten dan keluarga Amrozi-Ali Ghufron ditemui pihak Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Jenazah para terpidana mati tersebut telah diserahterimakan dari kejaksaan kepada pihak keluarga. Saat serah terima jenazah, kata dia, pihak keluarga sangat kooperatif. �Kami sangat menghargai sikap kooperatif dari pihak keluarga,� katanya.

Tanpa Tangis

Suasana pemakaman Amrozi dan Muklas tak diwarnai hujan tangisan. Yang ada hanya takbir. Sejak pagi, ribuan warga, baik dari Solokuro maupun daerah lain, mengalir ke tanah kelahiran Amrozi. Mereka hendak melihat dari dekat jenazah pelaku pengeboman di Bali ini dipulangkan ke kampung halamannya.

Sebagian mereka membanjiri lapangan sepakbola Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren dan sebagian lagi langsung ke Desa Tenggulun. Karena ada larangan kendaraan masuk ke dalam Desa Tenggulun, pengendara mobil harus berjalan kaki sekitar 3 km dan penumpang roda dua harus berjalan sekitar 1,5 km.

Lapangan ini sudah steril sejak malam hari lengkap dengan police line pada tepian lapangan bola. Sejumlah pasukan kepolisian, termasuk Brimob, lengkap senjata api (senpi) laras panjang, siap di luar police line. Tampak hadir di tempat ini, Bupati Masfuk, Kajari Irnensif SH, Ketua DPRD Lamongan H. Makin Abbas, Kapolwil Bojonegoro Kombes Pol Noer Ali, dan Kapolres Lamongan AKBP Iman Suyiti.

Sekitar pukul 08.55, helikopter dengan kode nomor P 3001 mendarat di tengah lapangan. Dua mobil ambulans masuk lapangan untuk mengangkut jenazah Amrozi dan Muklas. Sebelum dibawa pulang, dilakukan penandatanganan serah terima jenazah oleh Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Lamongan dan atas nama keluarga dipercayakan ustadz Chozin, saudara tertua Amrozi dan Muklas.

Dua jenazah kemudian dibawa ke Desa Tenggulun, sekitar3 km dari Desa Bulubrangsi dengan membentuk iring-iringan mobil. Rombongan Muspida berada di depan, dua ambulans dan mobil Brimob dan terakhir mobil ambulans cadangan.

Ribuan warga, termasuk penonton dan pelayat, memadati Desa Tenggulun. Desa ini semakin sesak, ketika iring-iringan pembawa dua jenazah pelaku bom Bali I tiba. Pekik takbir terus berkumandang dari pendukung duo Tenggulun ini, begitu jenazah tiba dan dibawa ke dalam rumah Ny Tariyem, ibu mereka. Saat jenazah dibawa masuk rumah, tidak terdengar isak tangis.

Pihak keluarga yang bertugas menyambut kedatangan dua jenazah bekerja ekstra ketat. Mereka tidak membiarkan para wartawan dan pengunjung mengambil gambar dan melihat jenazah, yang menurut pendukungnya sebagai pejuang Islam ini. Sejumlah pengunjung tidak lepas dari amukan dari pihak keluarga. Begitu juga warga dan wartawan yang coba-coba mengabadikan gambar almarhum, dipastikan berurusan dengan tim yang bersikap keras ini.

Tidak ada yang bisa melihat prosesi di dalam rumah duka. Tapi menurut keterangan sejumlah kalangan, keluarga tidak diperkenankan membuka kain kafan, pembungkus dua jenazah ini, terkecuali hanya bagian wajah. Sebab, saat dua jenazah dimandikan dan dikafani di Nusakambangan, juga sudah disaksikan adiknya, Ali Fauzi.

Setelah dari rumah Ny Tariyem, dua jenazah disalati di masjid Baitul Muttaqien, sekitar 50 meter di sebelah kiri rumah Ny Tariyem. Sesuai wasiat almarhum yang dibacakan ustadz Ja�far Shodiq, kakak mereka, agar imam salat jenazah mereka adalah (tokoh) yang diharapkan saat itu. Dari wasiat ini, keluarga menentukan ustadz Abu Bakar Baasyir sebagai imam. Tapi sayang, saat ditunggu beberapa lama, ternyata pengasuh ponpes Ngruki Solo ini belum juga hadir. Imam salat jenazah akhirnya dari kerabat almarhum sendiri.

Masih sesuai wasiatnya, setelah dilakukan salat jenazah di Masjid Baitul Muttaqien, jenazah dibawa ke masid Al-Islam, yakni Ponpes milik keluarga almarhum. Ini dimaksudkan, agar teman-teman dan kerabat almarhum yang belum mensalati di masjid, bisa mensalati di masjid Al_Islam.

Tak lama setelah jenazah berada di masjid Al-Islam, Abu Bakar Baasyir dan rombongan tiba. Setelah pengasuh Ponpes Ngruki ini mensalati, jenazah dibawa ke makam, tepatnya di kebun mangga samping desa setempat. Di atas tanah berukuran sekitar 20 m x 100 m milik keluarga ini, sang bomber dikebumikan dengan penjagaan ketat tim keluarga. Di lokasi ini tertempel tulisan berbunyi ��Makam Pejuang Islam�. Ini sekaligus menjawab teka-teki di mana tempat pemakaman Amrozi dan Muklas yang sebelumnya disebut-sebut akan dimakamkan di makam umum desa setempat, makam Sentono dan makam di belakang masjid Baitul Muttaqien.

Tegang

Sementara itu, detik-detik kematian Amrozi dan Muklas, terjadi ketegangan di kelarga Al-Islam. Meski menurut sumber lain Amrozi dan Muklas serta Imam Samudra dieksekusi pukul 00.00 di LP Nusakambangan, namun hingga pukul 00.40, keluarga belum mendapat kepastian. Mewakili keluarga, Ustadz Ashari Dipokusumo, pengasuh Ponpes Al-Ihlas Sedayulawas, Kecamatan Brondong, belum berani memastikan, sebelum mendapat informasi dari Ali Fauzi, sebagai delegasi keluarga ke LP di mana kakak-kakaknya menjalani hukuman dan eksekusi mati.

Sekitar pukul 01.45, dengan tegar ustadz Chozin, kakak tertua Amrozi, mengucapkan, �innalillahi wa innailaihi raji�un�. Ini disampaikan setelah keluarga menerima informasi dari Ali Fauzi. Pekikan takbir pun dikumandangkan. Pada dinihari itu juga dua spanduk dipasang di pagar ponpes setempat yang berbunyi ��Amrozi, Muklas & Imam Samudra Pahlawan Umat Islam�. Satunya lagi berbunyi �� Allahu Akbar, Allahu AKbar, Allahu Akbar Selamat datang Syuhada�. Insya Allah,�.

Tim Pembela Islam (TPM) yang hadir di Tenggulun saat dini hari itu tidak mau berkomentar masalah hukum terkait klien mereka. Dalam kondisi seperti itu, pihaknya hanya mau menyampaikan soal pemakaman almarhum. ��Ada langkah-langkah, ada peluang, tapi dalam situasi seperti ini jangan tanya dulu,� katanya.

Situasi di daerah ini aman. Namun demikian tetap dijaga ketat. Sebanyak 1.500 anggota kepolisian, termasuk Brimob, menjaga pemakaman dua terpidana mati. Sekitar pukul 05.00, sempat terjadi ketegangan antara pendukung Amrozi dan petugas kepolisian. Ini karena mobil rombongan pendukung Amrozi dilarang masuk ke Desa Tenggulun. Maksud polisi, agar tidak terjadi kemacetan di jalan desa menuju Desa Tenggulun. Tapi, ketegangan ini bisa cair dengan tetap pelarangan mobil masuk ke Desa Tenggulun, setelah kedua belah pihak bisa memahami.

Dipayungi Mendung

Dari Serang dilaporkan cuaca mendung sejak pagi hingga siang mewarnai proses pemakaman Imam Samudera di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lopang Gede, Kota Serang, Ahad kemarin. Proses pemakaman jenazah Imam Samudera di TPU Lopang Gede RW 01, Kelurahan Lopang, yang berlangsung mulai sekitar pukul 10.00 WIB itu dihadiri ribuan warga dan simpatisan yang penasaran ingin menyaksikan langsung prosesi pemakaman.

Tidak hanya itu, ratusan simpatisan Imam Samudera dari berbagai organisasi Islam, seperti Laskar FPI, FUI, MMI dan sejumlah ormasi Islam lain mengawal jenazah dari Masjid Al-Manar, tempat jenazah disalatkan, hingga ke pemakaman. Prosesi pemakaman serta doa dan salat jenazah juga berlangsung beberapa kali di tempat pemakaman, salah satu yang memimpin doa adalah Abu Jibril dari ormas Islam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

Selain itu, pemakaman Imam Samudera juga dihadiri ibunya, Embay Badriah, isteri Zakiyah serta kedua anak Imam Samudera. Tidak hanya itu, artis dan presenter Dorce Gamalama juga tampak menghadiri proses pemakaman tersebut. Usai pemakaman, sejumlah simpatisan dan kerabat terus berdatangan ke lokasi pemakaman dan rumah ibu Imam Samudera yang berlokasi sekitar 300 meter dari lokasi makam.

Suara takbir dan tahlil sepanjang proses pemakaman terus bergema dan para simpatisan yang kebanyakan memakai rompi dan gamis serta menggunakan ikat kepala itu, tampak bergantian berdoa dan salat jenazah di lokasi pekuburan yang sudah ditanami sepucuk bunga.

�Untuk mengawal dan pengamanan para simpatisan dan kerabat yang akan bertakziyah, selama tiga hari ke depan, PAM swakarsa akan terus dilaksanakan,� kata Ketua RW 01, Lopang, Gede Rosyadi.

Abidin (40) salah seorang penggali kubur untuk pemakaman Imam Samudera, mengatakan, penggalian kubur untuk Imam Samudera dilaksanakan sekitar pukul 01.00 dini hari hingga pukul 03.30 WIB. Penggalian lubang kubur untuk Imam Samudera yang dilakukan sekitar sembilan orang berjalan lancar dan tidak ada hambatan apa pun. �Penggalian dilakukan Minggu dini hari selama kurang lebih 3,5 jam oleh sembilan orang,� katanya. (ka/ag/ara)
Sunan Prapen

Diposting oleh On 22.14 with 1 comment



Makam sunan prapen terletak sejajar sebelah barat dari makam sunan giri. Selain makam sunan prapen terdapat juga makam tokoh agama islam yang lain antaralain : makam, kawis, gua dan panembahan agung. Daya tarik wisatawan dari makam sunan prapen terdapat pada situs peninggalan yang didapat pada dinding dan cungkup makam yang menggambarkan kemakmuran perdagangan di masa itu.





Tokoh sunan prapen dikaitkan dengan dinasti giri yang dirintis oleh sunan giri, yaitu sunan prapen pada tahun 1548 - 1605, dilanjutkan oleh panembahan kawis guwo pada tahun 1605 - 1616, berikut panembahan agung pada tahun 1616 - 1636.
Sunan Prapen adalah pengganti sunan giri setelah sunan giri wafat pada tahun 1545.
Sunan Prapen wafat padatahun 1605 dan kemudian tempat pemakamannya menjadi komplek tempatpemakaman penguasa Giri berikutnya.(www.gresik.go.id)
Masjid Sunan Sendang

Diposting oleh On 22.04 with 2 comments

Lokasi :
Masjid di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Larmongan. Desa Sendang Duwur kurang lebih 4 km berada di sebelah Tenggara Desa Paciran, tepatnya berada di sebuah bukit Arnituno atau Tunon berketinggian 50 -70 di atas permukaan laut.


Latar Belakang Sejarah :
Tokoh utama dari Sendang Duwur adalah Raden Nur Rahmad.Beliau berasal dari Desa Sedayu Lawas, tepatnya di Kecamatan Brondong. Raden Nur Rahmad adalah putera dari Abdul Qohar Bin Malik Bin Syeikh Abu Yazid AI Baghdi keturunan raja-raja Persia di negeri Iraq / orang iraq. Ibu Raden Nur Rahmad adalah Dewi Sukarsih, puteri dai Tumenggung Joyo di Sedayu Lawas. Setelah ayah Raden Nur Rahmad (Abdul Qohar) wafat, Raden Nur Rahmad diboyong oleh ibunya pindah ke Dusun Tenon guna menyebarkan agama Islam di sekitarar daerah tersebut Setelah mendapat gelar tersebut, Sunan Sendang diperintahkan oleh Sunan Drajad mendirikan masjid dan supayake Mantingan, Jepara, Jawa Tengah untuk menemui Mbok Randa Mantingan (Nyai Ratu Kalinyamat) guna membeli pendapanya seharga seyuto salebak ketheng (saketeng = Y2 sen). tapi Mbok Randa Mantingan tidak mau dibeli dengan uang melainkan dengan syarat Mbah Raden Nur Rahmad harus berpuasa 41 hari tidak tidur tidak makan dan tanpa bernafas. akhirnya setelah selesai puasa tersebut atas ijin Allah Raden Nur Rahmad Mengangkat masjid tersebut, dari jepara menuju Sendang Duwur, sewaktu diperjalanan sudah mendekati sendang duwur pintu masjid itu terjatuh di desa Paciran. dan orang - orang paciran menyimpan pintu tersebut. karna kejadian tersebut sampai saat ini meskipun ada orang paciran yang berilmu masih kalah ilmunya dengan orang sendang....istilahnya lebih tua sendang.entah kenapa, Wallahu a'lam... dalam waktu semalam saja, masjid tersebut sudah berada di atas gunung, persis dipuncaknya gunung. dan untuk meratakan gunung tersebut, Raden Nur Rahmad Mengambil segumpal/segenggam tanah yang ada dihutan dari desa solokuro dan segengggam dari hutan desa payaman solokuro Lamongan untyuk meratakan gunung tersebut...Suhanallah....hanya segenggam tanah Atas Ijin Allah.....Semua pasti bisa...yang kini jadi telaga dan ada Yang istimewa dari masjid itu, terbuat dari kayu lombok. Setelah masjid tersebut berdiri, di sekitar masjid kering tidak terdapat sumber air untuk berwudlu. Atas ijin Allah SWT maka di selatan masjid ada sebuah sumur Giling berkedalaman sekitar 35 m. Peristiwa terdapat dalam naskah berhuruf Arab Pegon yang disimpan oleh Bapak Masrur Hasan yang berbunyi : "Sampun lami-lami boten wonten toya kang celak wonten manjing asar ningali kukus lajeng dipun dudhuk sitinipun nuten kinarya sumur. Sampunipun lebet wonten duwung ngadeg peksinipun (keris) kacabut medal sumberipun toyalangkung agung "

Saat ini bangunan masjid tiban tersebut masjid sendang duwur sudah tidak terdapat kayu lomboknya, melainkan kayu jati,hanya ada satu saja dipinggiran kubahnya, karena sudah diganti oleh Mbah Raden Nur Rahmad, entah kenapa Hanya Allah Yang tau.

Gambar Yang Lain dari sisi Barat masjid, yang View nya begitu indah:

 











Inilah Bumi Sholawat....
Masih banyak sejarah dari bumi sholawat yang belum saya utarakan....kapan2 ja yach....semoga ini bermanfaat bagi kita semua, dan menambah wawasan kita untuk menumbuhkan iman kita sebagai muslim yang benar-benar ISLAM.
Bangun Monumen NU Resolusi Jihad

Diposting oleh On 21.46 with No comments


Islampedia
Senin, 10 November 2008

Bangun Monumen NU Resolusi Jihad
Kenang Perjuangan Para Ulama
SURABAYA � Resolusi jihad yang didengungkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyeikh KH M Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945 dalam melawan tentara NICA Belanda di Indonesia, mungkin banyak yang belum diketahui warga nahdliyin, khususnya warga di Jatim.

Agar fatwa dan bukti perjuangan warga nahdliyin dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tetap terkenang. Pengurus Cabang (PCNU) Kota Surabaya berencana mendirikan monumen Nahdlatoel Oelama Resolusi Jihad di sebelah kantor PCNU Kota Surabaya yang beralamat di Jl Bubutan VI Surabaya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Surabaya, Drs H Saiful Chalim mengatakan, rencana pendirian monumen tersebut yang dilakukan dengan secara simbolis peletakan batu pertama akan dimulai setelah proses pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim selesai. �Insyaallah, setelah pilgub selesai. Pembangunan monumen akan dilakukan,� kata Gus Siful, Ahad (9/11).

Pembangunan monument NU Resolusi Jihad ini, terang Gus Siful � panggilan Drs H Saiful Chalim � memang sangat diperlukan. Pasalnya, sejauh ini belum banyak yang mengetahui keluarnya resolusi jihad dan manuskrip asli tentang fatwa jihad yang dikeluarkan Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari.

�Monumen itu nanti menggambarkan bagaimana resolusi jihad itu bisa keluar. Karena selama ini banyak masyarakat jatim, khususnya kaum muda hampir tidak memahami adanya peran Resolusi Jihad dari seorang kiai besar dalam merebut kemerdekaan,� ungkapnya.

Rencana pembangunan monumen tersebut, kata Gus Siful, karena masyarakat Jatim khususnya banyak yang melupakan peran ulama dalam merebut kemerdekaan. Apalagi, sejauh ini peran ulama mulai terabaikan dalam penulisan buku sejarah perjuangan kemerdekaan.

Padahal, jika ditelusuri peran ulama sangatlah besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. �Di dalam monument itu nanti akan diisi seperti perpustakaan. Dan pemutaran audio visual untuk mengenang perjuangan para kiai,� tuturnya.
�Secara detailnya, kami belum tahu. Tapi, semua itu akan dibahas lagi nanti,� imbuhnya.

Untuk memuluskan pendirian monument NU Resolusi Jihad tersebut, beberapa waktu lalu beberapa kader muda NU. Seperti Arif Junaidy dan Fandi Utomo memberikan bantuan dana masing-masing Rp 300 juta untuk pembangunan gedung monument tersebut.(sir)

http://dutamasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dtlartikel&id=5523
Kumpulan Sholawatan MP3

Diposting oleh On 18.58 with No comments

Salam Sahabat Blog Bumi Sholawat ini merupakan Koleksi MP3 Sholawatan, yang berasal dari video- video di youtube yang kami convert ke Mp3. Menarik dan sangat pantas menjadi koleksi kita yang suka akan lantunan irama rebana modern, dan menjadikan kita ingat akan pendahulku kita, yang menjadi suritauladan dan penerang bagi kita semua, Nabi Muhammad SAW...
 
WPDealer 728x90