BumiSholawat

BumiSholawat

Sebuah Coretan Hitam Putih Putra Lamongan

Lapax Theme
MagaZimple Theme
Lautan Pasir Gunung Bromo

Diposting oleh On 16.27 with No comments

Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga

Keberadaan Gunung Bromo dengan lautan pasirnya yang fenomenal sudah cukup lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung pada Pegunungan Tengger.



Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, panorama elok terpancar saat memandang pesona alam yang tidak akan pernah ada habisnya. Gunung Bromo berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Brahma atau seorang dewa yang utama dan terletak dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah dengan lautan pasirnya yang membentang luas di sekeliling kawah Bromo, mengepulkan asap putih. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Ketinggian yang relatif “rendah” untuk ukuran gunung membuat perjalanan menuju Gunung Bromo relatif mudah.



Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, Anda bisa menikmati hamparan lautan pasir luas, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menggapai langit. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari punggung bukit Bromo.

Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan cukup berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam, tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi.

Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung. Sampai di atas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga
Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan momen ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas.

Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya berawal dari keberadaan Gunung Tengger (4.000 mdpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi saat itu.

Kemudian terjadi letusan dahsyat yang menciptakan kaldera dengan ukuran diameter lebih dari 8 kilometer. Material vulkanik letusan gunung sekarang berubah menjadi lautan pasir, konon material tersebut pernah tertutup oleh air. Aktivitas vulkanik dengan munculnya lorong magma mengakibatkan terbentuknya gunung-gunung baru seperti Gunung Bromo, Gunung Widodaren, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi dan Gunung Semeru.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga
Bromo memang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan panorama gunung lainnya. Di sekitar Bromo hingga puncak tidak ditemui tanaman hijau selain semak belukar. Gunung Bromo yang masih terdapat dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa lautan pasir seluas 5.250 hektare.

Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70 ribu atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang beterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Dari kaki gunung fenomenal itu, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo , Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap.

Anda juga dapat melayangkan pandangan ke bawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Setelah berlama-lama di puncak, apabila pelancong sudah merasa kelaparan, di bagian bawah Bromo terdapat warung-warung yang menjajakan gudeg, mie instan, air mineral dan jajanan murah. .

Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa.


Photo credits - Rhamadian Qadafi/Portaltiga
Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat ke kawasan Gunung Bromo antara lain, Berkunjunglah pada musim kemarau, jangan musim penghujan, sehingga anda akan mendapatkan momen pemandangan yang sempurna. Siapkan pakaian pelindung dingin, seperti kerpus, slayer, syal, sarung tangan, jaket, dan jangan lupa sepatu karena cuaca disini cukup dingin. Bawalah juga kacamata untuk pelindung dari debu pasir selama di Segoro Wedi. Jangan berada di kawah Bromo di atas pukul 9 pagi untuk menghindari risiko keracunan.

Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional Bromo Semeru ini yaitu: Desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, Desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, Desa Ngadas dari jalur Malang dan Desa Burno adalah jalur Lumajang.

Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
- Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km,
- Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 km
- Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km

Selamat menikmati keindahan eksotis Gunung Bromo!
Sami Yusuf

Diposting oleh On 17.42 with No comments

Siapa sangka syair-syair Islam dapat bergema di negri Elisabet, salah satu negara Eropa yang mayoritas berpenduduk non muslim. Negri yang akrab dengan lagu-lagu rock n roll itu, kini tercerahkan dengan alunan suara nanmerdu syarat dengan nuansa Islami.

Ia adalah Sami Yusuf, penyanyi keturunan Azari yang lahir dari sebuah keluarga pecinta musik. Awal kali dirinya mengenal musik melalui didikan sang ayah, seorang penyair sekaligus penggubah lagu yang sudah kondang hingga papan atas internasional.

Sami yang dilahirkan di Inggris tahun 1980, tumbuh dewasa di kota London, sejak muda ia telah mempelajari berbagai jenis instrument. Lalu berangsur-angsur ia menunjukkan keseriusannya untuk mendalami seni musik dan cipta lagu.
Penyanyi yang memiliki wajah tampan dan tawadlhu ini, sempat mengenyam pendidikan musik di beberapa perguruan tinggi, yang dibimbing lansung oleh para kompuser dan musisi ternama dari The Royal Academy of Music di London, sebuah perguruan tinggi musik bergengsi di dunia.

Sejak awal Sami terjun ke dunia musik, ia mulai mencipta lagu, terlebih didukung dengan suara merdu yang ia miliki memudahkannya dalam menyelaraskan setiap lagu gubahannya. Disamping teori musik yang ia kuasai dengan baik, Sami juga mahir dalam memainkan musik ala timur tengah, maka tak asing kalau kemudian dalam beberapa lagunya, kita diperdengarkan dengan musik ala negri padang pasir. Salah satu lagunya yang menarik adalah "Hasbi Rabbi" di album terbarunya "My Ummah". Sami mendendangkannya dengan tiga bahasa; India, Turki dan Arab, khas dengan alunan musik dari masing-masing negaranya.

Sami yang tercacat sebagai warga negara Inggris ini, juga termasuk muslim yang taat, salah satu dakwahnya adalah melalui bait-bait lagu yang ia nyanyikan, padat dengan pesan-pesan dakwah. Kesuksesannya dalam bidang seni musik di negri Pangeran Charles, ternyata menjadi dorongan tersendiri bagi para pemuda muslim Inggris, agar bangga dengan agama dan identitas mereka sebagai seorang muslim.

Hingga saat ini Sami telah mengeluarkan dua buah album, yang berjudul "El Muallim" dan "My Ummah". Dalam mempromosikan albumnya, Sami juga mengadakan tour, salah satunya yang diadakan di "City Center Mall" Mesir. Beberapa bulan lalu ia juga turut serta dalam event konser amal bersama tim nasyid Raihan Malaysia di National Trade Centre Toronto, Canada.

Bagi sobat-sobat yang penasaran dengan nasyid Sami Yusuf, silahkan download salah satu nasyidnya... ASMA 'U ALLAH, "Healing, & Try Not Cry" yang kereen abiss...
Agen Perjalanan

Diposting oleh On 17.40 with No comments

 
Anda berada di tempat yang tepat untuk melakukan pembelian tiket pesawat secara online. Kami adalah LA Group Travel, dengan pelayanan internet di Indonesia. Di kota manapun anda berada, mau kemanapun anda pergi, kini elektronik tiket (e-ticket) akan mempermudah reservasi perjalanan anda. happy flying!!
Rintihanku

Diposting oleh On 17.06 with No comments

Angin-angin pun berhembus hujan-hujan pun berderai petir-petir pun menyambar burung-burung pun berkicau ayam-ayam pun berkokok anjing-anjing pun menggonggong aku tetaplah aku begini kamu tetaplah kamu begitu aku tetaplah aku begini kamu tetaplah kamu begitu.
Dengan dalih apapun, aku tetaplah aku.....Yang bersahabat dengan kefakiran Menangis dan tertawa bagiku sama saja,sama-sama berujung pada yang satu Maka kubiarkan semua mengalir diatas takdir Dan kini aku tetap saja berjalan tanpa cita-cita,bergerak maju tergusur arah Melepaskan ingin dan bahkan hidup Sedikit menyerah pada ketiadaan dan ketidakberdayaan Dan...Inilah aku yang tak berjiwa juga tak hidup Yang bernyanyi dan menari sesuai kehendak-Mu Inilah aku...., jiwa - jiwa yang tak berjiwa Bagaimanapun itu.... kini ku kembalikan sluruhnya pada-Mu karena aku adalah engkau, dan engkau adalah aku
Sejarh Panji Laras

Diposting oleh On 09.24 with No comments

Tradisi ini masih berhubungan dengan sejarah salah satu leluhur Kab.Lamongan yang bernama Mbah Sabilan.Dalam riwayat panji laras liris di ungkapakan,pada sekitar tahun 1640-1665 Kab.Lamongan dipimpin Bupati ketiga.Yakni, Raden Panji Puspa kusuma dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati.Bupati itu mempunyai dua putra yaitu panji laras dan panji liris,sehingga mengakibatkan dua putri dari Adipati Wirasaba(wilayahnya sekitar kertosono nganjuk) yakni Dewi Andanwangi dan Dewi Andansari jatuh hati.

Karena Adipati Wirasaba didesak oleh ke dua putrinya akhirnya beliau menuruti keinginan putrinya untuk melamar panji laras dan panji liris di Lamongan,yang pada saat itu wirasaba belum memeluk agama islam,sedangkan di Lamongan islam sudah sangat melekat.
Untuk menyikapi hal itu panji laras dan liris meminta hadiah berupa dua genuk dan dua tikar yang terbuat dari batu, sebab genuk mangandung isyarat tempat untuk mengambil air wudhu sedangkan tikar untuk sholat yang mempunyai tujuan agar Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi mau masuk islam.

Kemudian Adipati wirasaba memenuhi permintaan itu,dan ke dua putrinya membawa langsung benda-benda tersebut dengan naik perahu yang di kawal oleh prajurit.Kedatangan ke dua putri tersebut di sambut langsung oleh panji laras liris di pinggir kali lamongan.
Ketika akan turun dari perahu kain panjang Dewi Andansari dan Dewi Andawangi terbuka dan kelihatan betisnya.Melihat betis ke dua putri tersebut panji laras maupun panji liris tercengang ketakutan karena melihat betis ke dua putri itu berbulu lebat.

Hal itu merupakan suatu penghinaan bagi prajurit Wirasaba,kemudian mereka mengejar panji laras dan panji liris demikian pula prajurit dari lamongan juga harus melindungi kedua pemuda tersebut yang akhirnya terjadi perang Babad.Dalam perang tersebut panji laras dan panji liris tewas,termasuk Pati Mbah Sabilan.Jenazah mbah Sabilan dimakamkan dikelurahan Tumenggungan ,sedangkan jenazah panji laras dan panji Liris tidak ditemukan yang saat ini nama panji Laras dan panji Liris dan Dewi Andansari serta Dewi Andanwangi menjadi nama jalan di kota lamongan.Jalan tersebut di beri nama jalan Laras-Liris dan jalan Andanwangi serta jalan Andansari

Mbah Sabilan maupun panji laras dan panji liris dinilai meninggal dunia ketika sedang berjuang untuk syiar Islam.
Menjelajahi Pedalaman Flores

Diposting oleh On 17.55 with No comments


Pedalaman FloresTampak deretan pegunungan terjal, tidak beraturan, dan sulit untuk dilalui. Itulah kesan pertama saat memandang daratan pulau Flores. Sekalipun demikian kenyataannya gunung-gunung ini menyimpan banyak hal mengagumkan, baik itu kawah-kawah gunung apinya maupun desa-desa tradisional dengan beragam kerajinan tenun ikatnya. Pulau Flores sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Posisinya cukup strategis karena menjadi jalur lintasan perdagangan kayu cendana dari Pulau Timor ke Cina dan ke India. Hal ini membuat Kerajaan Gowa, Kerajaan Ternate, Bangsa Portugis dan Belanda berebut untuk menguasai pulau yang panjangnya 375 km ini.

Para pendatang ini, berusaha menanamkan pengaruhnya di wilayah pesisir, tetapi hanya sedikit yang dapat menyentuh daerah pedalaman karena terhalang oleh deretan pegunungan terjal tidak beraturan. Kini bagian dalam Flores sudah lebih mudah dicapai dengan adanya jalan yang naik-turun yang membelah gunung dan berkelok-kelok.

Pedalaman Flores Salah satu hal yang unik di daerah pedalaman ini adalah kepercayaan tradisional yang tetap berakar kuat pada masyarakat penghuninya.

Untuk melihat pedalaman Flores kita dapat memulai perjalanan dari Labuan Bajo. Kota kecil yang dulunya merupakan pemukiman nelayan ini sekarang berkembang menjadi tempat wisata karena berfungsi sebagai pintu gerbang utama menuju Pulau Komodo. Berbagai fasilitas akomodasi dan restoran tersedia cukup lengkap di kota ini.

Di samping itu, Labuan Bajo juga dapat dicapai dengan menggunakan alat transportasi penerbangan dari Denpasar. Setelah mengunjungi pulau Komodo, sebagian wisatawan, terutama wisatawan dari Eropa, melanjutkan kegiatan dengan menjelajahi pedalaman Flores.

Ruteng merupakan daerah tujuan pertama yang dapat ditempuh sekitar 4 jam melalui perjalanan darat dari Labuan Bajo. Kota yang didominasi oleh suku Manggarai ini berada di pusat kawasan Manggarai, pada kaki gunung dengan hamparan persawahan di sekelilingnya.

Tidak jauh dari Ruteng wisatawan dapat mengunjungi perkampungan tradisional dengan rumah adatnya yang unik dan melihat suasana indah dan alami di Danau Ranamese. Setelah bermalam di sebuah hotel kecil di Ruteng, pada pagi hari wisatawan dapat mendaki Gunung Poco Ranaka (2.140 meter) dengan menggunakan kendaraan bermotor, sambil menikmati pemandangan spektakuler.

Pedalaman Flores Atraksi menarik lainnya adalah pertunjukan tarian 'Caci', yaitu pertarungan antara dua lelaki dalam kostum tradisional; yang seorang bersenjata cambuk sebagai penyerang dan seorang lainnya menggunakan perisai untuk bertahan.

Persinggahan berikutnya adalah Bajawa dengan jarak tempuh 5 jam perjalanan dari Ruteng. Kota berudara sejuk ini, berada pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh gunung-gunung api. Bajawa merupakan pusat dari kawasan Ngada yang dihuni oleh suku Ngada, salah satu suku paling tradisional di Flores.

Banyak kampung-kampung tradisional yang dapat dijumpai di sini, diantaranya adalah kampung Bena. Kampung yang berlokasi tidak jauh di Bajawa ini masih memiliki rumah-rumah tradisional lengkap dengan bebatuan megalitnya. Selain itu barang kerajinan tenun ikat menarik dan unik juga dapat diperoleh di Bena. Banyak wisatawan Eropa yang mengunjungi tempat ini sehingga fasilitas akomodasi dan restoran tersedia cukup baik di Bajawa.

Jika ingin selingan untuk melihat pantai pasir putih maka Riung adalah tempatnya. Hanya 2,5 jam perjalanan dari Bajawa, wisatawan dapat bermalam di kota kecil di pesisir utara Flores ini. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di sini seperti berperahu menikmati keindahan pulau-pulau kecil, mengamati kawanan kalong atau ber-snorkeling melihat keindahan terumbu karang.

Pedalaman Flores Dari Riung perjalanan dilanjutkan menuju kota Ende yang memakan waktu selama 4 jam, lalu ke Moni dengan jarak tempuh selama 2 jam. Desa Moni adalah pintu gerbang menuju kawah tiga warna Kelimutu yang sangat terkenal. Untuk mencapainya, Anda dapat naik kendaraan sampai mendekati kawah lalu diteruskan berjalan kaki menanjak sekitar 1 kilometer. Setelah itu para wisatawan dapat melihat bentangan alam menakjubkan dari kawah Kelimutu.

Penjelajahan di pulau Flores Ini berakhir di kota terbesar di pulau Ini yaitu Maumere yang dapat dicapai sekitar 4 jam dari Moni. Di kota ini, para wisatawan dapat bersentuhan kembali dengan dunia modern, sebelum akhirnya terbang pulang menuju ke Bali.

Sumber: Majalah ASRI

Peta Lokasi :
JavaScript must be enabled in order for you to use Google Maps.
However, it seems JavaScript is either disabled or not supported by your browser.
To view Google Maps, enable JavaScript by changing your browser options, and then try again.
Map data ©2010 Tele Atlas - Terms of Use
Map
Satellite
Hybrid
WPDealer 728x90