Foto : Lokasi area makam Dewi Andong Sari |
Tak lama
setelah peristiwa itu, Dewi
Andongsari pun meninggal. Oleh
warga desa Cancing jenazahnya
dimakamkan di bukit tersebut,
tak jauh dari kuburan kucing
kesayangannya. Bayi Gajah
Mada
sendiri kemudian diambil oleh Ki
Gede Sidowayah. Ki Gede
Sidowayah tidak mempunyai
istri. Dia merasa kasihan
dan khawatir bayi tersebut tidak terurus
dengan baik. Oleh karena
itu, bayi tersebut diserahkan
pada adik perempuannya
(janda Wara Wuri) yang tinggal di desa Modo. Bayi laki-laki tersebut
tumbuh sehat dan cerdas yang kemudian dipanggil dengan nama Joko Modo (pemuda dari Modo).
Seperti
pemuda desa pada umumnya, Joko Modo pun ikut bekerja
membantu
orang tua angkatnya yaitu sebagai pengembala kerbau. Karena kecakapanya
Joko Modo oleh sesama teman penggembala dianggap sebagai pemimpin.
Meskipun hanya sebagai pemimpin sekelompok anak gembala, ternyata
bakat kepemimpinannya mulai
nampak. Untuk
memudahkan mengawasi
kerbau-kerbau yang sedang
digembala tersebut, Joko Modo dan
kawan-kawan gembala lainnya
naik di atas bukit kecil sehingga
jarak pandangnya menjadi
jauh dan luas. Bukit tersebut
sampai sekarang masih ada dan
oleh masyarakat setempat dinamakan
Sitinggil (Siti= tanah, Inggil= tinggi) artinya tanah yang tinggi.
Pada saat
Joko Modo diatas
bukit sambil mengawasi kerbau-kerbaunya itu tidak sengaja ia pun kadang-kadang
melihat iring-iringan prajurit Majapahit menuju Tuban atau sebaliknya
dari Tuban menuju majapahit. Hal ini terjadi karena letak Modo
memang
berada diantara Majapahit dan Tuban. Dari
seringnya melihat iring-iringan prajurit Majapahit yang gagah-gagah
tersebut membuat hati Joko Modo tertarik, kelak suatu saat ia ingin menjadi
prajurit Majapahit juga.
Ki Gede
Sidowayah sendiri diberi hadiah tanah perdikan di Songgoriti Malang.
Hadiah tersebut nampaknya sebagai penghargaan pada Ki Gede yang diam-diam
berhasil menyelamatkan Dewi Andongsari dan memelihara bayinya. Ki Gede
Sidowayah tidak lupa mengajak pula Joko Modo ke Songgoriti, dengan
pertimbangan
agar jiwa, sikap, serta cara berpikir Joko Modo yang cerdas dan cakap
bisa berkembang dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena Songgoriti daerahnya
lebih subur dan makmur jika dibandingkan dengan Modo atau Ngimbang
Lamongan yang letaknya jauh di dalam lebatnya hutan belantara. Karena
kecakapan dan kepandaiannya tersebut dan didukung oleh pengaruh
Ayah angkatnya yaitu Ki Gede Sidowayah maka Joko Modo akhirnya tercapai
cita-citanya yaitu menjadi prajurit Majapahit, yang kelak Kemudian kariernya
terus menanjak sehingga menjadi Patih Gajah Mada, seorang tokoh besar di
Kerajaan Majapahit.
Berikut ini analisa seputar Legenda Gajah Mada dari Lamongan:
1. Peristiwa penculikan Dewi Andong sari dari Keraton Majapahit
(1299 M)
Adanya
peristiwa rencana pembunuhan terhadap istri Selir Raden Wijaya yang
sedang mengandung yaitu Dewi Andong Sari sangat mungkin terjadi atas
kehendak Putri Indreswari yaitu Dara Petak yang berasal dari Melayu.
Dara
Petak adalah Putri Melayu yang datang ke Majapahit bukan atas kehendak
sendiri, melainkan dibawa oleh Kebo Anabang (Pemimpin ekspedisi
Pamalayu) sebagai putri rampasan sebab negerinya ditaklukkan
oleh
Singosari / Majapahit. Ketika ia diperistri oleh Raden Wijaya tentu bukan
bukan atas dasar cinta tapi karena terpaksa karena itu punya gagasan dalam
hati yaitu Melayu bisa tunduk pada Majapahit tapi keturunan Melayu yaitu
anaknya suatu saat harus jadi Raja Majapahit. Ketika ia
melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Kalagemet (Jayanegara)
tahun 1294 M. Ia sangat senang, sebab kedua anak Raden
Wijaya
permaisuri yang lain semuanya wanita, yaitu : Diyah Tribhuana Tungga
Dewi dan Diyah Wiyat Sri Raja Dewi. Dengan demikian cita-citanya pasti
terwujud, sebab sepeninggal Raden Wijaya tahta Kerajaan pasti jatuh ke tangan
anaknya.
Tapi
perasaan gembira itu berubah jadi cemas setelah tahu istri Selir Raden Wijaya
yaitu Dewi Andong Sari teryata hamil, jika nanti Dewi Andong Sari melahirkan
anak laki-laki tentu akan jadi Bantu sandungan bagi cita-citanya. Karena
itu sebelum Dewi Andong Sari melahirkan ia harus segera segera dilenyapkan.
2. Ditinjau dari segi geografis
Posisi
Desa Cancing, Ngimbang dengan Trowulan (pusat kerajaan Majapahit)
jika ditarik garis lurus 35 km, suatu jarak yang masuk akal sebagai
jalur pelarian untuk tempat sembunyinya Dewi Andong sari, apalagi
Cancing
berada di dalam lebatnya hutan. Demikian juga dengan letak Modo (sekarang
Kec. Modo). Diceritakan, Joko Modo sering melihat iring-iringan 7 prajurit
Majapahit menuju Tuban atau sebaliknya dari Tuban menuju Majapahit,
itu sangat masuk akal sebab Modo memang terletak di antara jalur
Majapahit dengan Tuban.
3. Ditinjau dari segi politik
Pada saat
pemberontakan Ra Kuti (1319) Gajah Mada yang saat itu menjadi kepala
pasukan Bhayangkara menyelamatkan Raja Jaya Negara dengan sembunyi
di Desa Badander. Para sejarawan banyak yang menduka bahwa Badander
yang dimaksud itu adalah Dander di Bojongoro, padahal tidak. Sebab ada
lagi nama Desa yang namanya persis sepert yang disebut dalam Negara
Kertagama yaitu Badander (buah dander) yang berada di kecamatan Kabuh
Kabupaten Jombang. Jarak
antara Desa Badander dengan Cancing, Ngimbang hanya 10 km, sedang jarak Badander Trowulan 25 km, sehingga
sangat mungkin yang
dimaksud
Desa Badander tempat persembunyian Raja jayanegara kerena adanya
pemberotakan Rakuti adalah Badander tersebut (bukan Dander Bojonegoro). Suatu
kebiasaan, jika ada kerusuhan di ibu koa maka para pembesar ibu kota berusaha
menyelamatan diri ke Daerah asalnya yaitu daerah dimana ia
dilahirkan
dan dibesarkan. Dengan pertimbangan itu, tentu mendapat dukungan
dan perlindungan dari masyarakat sekitarnya, di samping juga menguasai
medan sehingga banyak membantu untuk perjuangan
berikutnya. Demikian
juga halnya dengan Gajah Mada, kemungkinan besar benarya ia tidak
senaja sembunyi di Desa Badander melainkan ke Desa Cancing (Ngimbang)
tempat ia berasal. Tapi karena kondisinya pada saat itu tidak memungkinkan
disamping letak Badander dengan Ngimbang sangat dekat apalagi
adanya jaminan perlindungan dari Ki Buyut Badander, maka dipilihnya
Badander sebagai tempat persembunyian sementara sambil menyusun
siasat untuk merebut kembali tahta kerajaan dari pemberontak Ra Kuti.
Bersambung Part IV
Bersambung Part IV
2 komentar
Lanjutanya dong
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/dahsyatnya-letusan-gunung-sinabung-ubah.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!
Jangan lupa tinggalkan jejak anda disini, mohon jangan memberi spam/sejenisnya. blog ini hanya sebuah coretan kecil saya. Semoga bisa membantu.