SEPASANG calon pengantin mengajukan pertanyaan seksi kepada konselor perkawinan, apa hubungan antara seks yang menggairahkan, cinta yang menggelegak, dan sepakbola di NTT?
Konselor itu menjawab, seks dimulai dari otak, sementara cinta diasalkan dari suasana romantis. Baik seks maupun cinta tidak ada hubungannya dengan sepakbola yang saat ini sedang dimainkan di Stadion Merdeka dan Oepoi, Kupang.
Pasangan calon pengantin itu diminta membaca buku yahud tulisan Joel D. Block, PhD berjudul Secrets of Better Sex yang mengutarakan bahwa seks bukan sekedar hubungan badan antara pria dan badan wanita. Seks mengaitkan seluruh tubuh pria dan tubuh wanita. Implikasinya, persetubuhan dan bukan persebadanan, menyiratkan makna saling melengkapi antara pria dan wanita. Ada kesetaraan.
Ketika merekatkan seks, cinta, dan sepakbola maka ada tiga gugatan yang menggiurkan rasa ingin tahu. Kalau kekuasaan pada hakekatnya adalah "hidup bersama orang lain" maka sepakbola NTT bisa maju.
Beberapa rekan baik yang menonton langsung di lapangan, maupun menelepon menanyakan prediksi tim yang diunggulkan memenangi turnamen ini. Sda keraguan untuk menjawabnya. Bukan karena takut salah, namun di sini, saat ini, prediksi bisa salah total meski itu tim paling berkualitas yang disebut.
Hal ini memunculkan fantasi. Fantasi tentang sepakbola berkualitas yang muncul dalam diri. Mengapa sepakbola kita masih seperti ini? Apa yang salah? Apa benar kita tidak punya orang berkualitas yang mampu memanejeriali sebuah turnamen yang jauh dari kericuhan, keonaran dan pemogokan? Mengapa masih ada ketakutan? Padahal Paul, seekor gurita di Jerman saja mampu memprediksi hasil pertandingan?
Kondisi saat ini memunculkan sebuah fantasi. Fantasi tentang sepakbola berkualitas. Sepakbola yang dilandasi cinta dan kasih. Namun itu tak bisa diungkapkan karena kita tak diberi kuasa untuk melakukannya.
Hari-hari ke depan ini, seks, cinta, kasih dan sepakbola mungkin bisa diselingkuhi. Ketegangan akan memuncak karena semua ingin meraih kemenangan. Kalau kita ingin berlangsung sukses, maka semua pemain, pelatih, wasit, panitia hingga penonton harus berselingkuh dengan sepakbola. Filosofi sepakbola harus diketahui. Niat suci almarhum EL Tari pun harus ditanamkan dalam diri.
Bukan untuk gagah-gagahan, tetapi semua pasti memiliki fantasi tentang adanya perubahan. Adanya perubahan permainan untuk menang dan juga adanya perubahan kepemimpinan yang oleh Sekretaris Pengprop PSSI NTT, Drs. Lambert Tukan, MM, menyebutnya wasit memimpin dan memutuskan sesuai nurani yang tulus.
Setelah ini, akan ada tim yang tersingkir. Pulang ke kampung halamannya untuk mempertanggungjawabkan dana dari APBD yang membiaya mereka. Yang bermain juga masih was-was. Mereka masih bisa disingkirkan dari turnamen oleh semua kemungkinan. Akan ada sakit hati, kecewa dan ada juga kegembiraan dan sorak sambil meneriakkan yel-yel kemenangan. Semuanya lumrah dalam sepakbola.
Sepakbola memang fantastis! Tak ada yang bisa diprediksi. Seks, cinta dan sepakbola harus bisa disatukan. Seks dan cinta punya sisi yang menggairahkan. Sementara sepakbola NTT masih dikuasi fantasi yang berbeda. Ada sisi yang menginginkan perubahan, namun ada yang menahannya dengan dalih 'itu aturan.' Ada juga sisi yang berusaha mempertahankan status quo karena takut tergeser, padahal ilmu sepakbola berubah terus setiap saat.
Mungkinkah ada perubahan di hari-hari ini hingga tanggal 4 Oktober nanti. Jangan lagi ada pemogokan, kericuhan dan pemukulan yang bisa menodai sepakbola NTT. Mengapa demikian? Karena yang anda nikmati belum tentu sesuatu yang baik.
Sebuah studi pada tahun 2008 mengatakan, mengakui sensasi pijat bersama pasangan sebanyak dua kali dalam seminggu dapat mengurangi rasa sakit, depresi, kegelisahan dan kemarahan. Dan, sepasang calon pengantin mengamini bahwa ada keajaiban dalam sepakbola yang mampu menyatukan manusia dalam seks dan cinta meski beda ras, agama, suku dan jenis kelamin. **
Konselor itu menjawab, seks dimulai dari otak, sementara cinta diasalkan dari suasana romantis. Baik seks maupun cinta tidak ada hubungannya dengan sepakbola yang saat ini sedang dimainkan di Stadion Merdeka dan Oepoi, Kupang. Pasangan calon pengantin itu diminta membaca buku yahud tulisan Joel D. Block, PhD berjudul Secrets of Better Sex yang mengutarakan bahwa seks bukan sekedar hubungan badan antara pria dan badan wanita. Seks mengaitkan seluruh tubuh pria dan tubuh wanita. Implikasinya, persetubuhan dan bukan persebadanan, menyiratkan makna saling melengkapi antara pria dan wanita. Ada kesetaraan.
Ketika merekatkan seks, cinta, dan sepakbola maka ada tiga gugatan yang menggiurkan rasa ingin tahu. Kalau kekuasaan pada hakekatnya adalah "hidup bersama orang lain" maka sepakbola NTT bisa maju.
Beberapa rekan baik yang menonton langsung di lapangan, maupun menelepon menanyakan prediksi tim yang diunggulkan memenangi turnamen ini. Sda keraguan untuk menjawabnya. Bukan karena takut salah, namun di sini, saat ini, prediksi bisa salah total meski itu tim paling berkualitas yang disebut.
Hal ini memunculkan fantasi. Fantasi tentang sepakbola berkualitas yang muncul dalam diri. Mengapa sepakbola kita masih seperti ini? Apa yang salah? Apa benar kita tidak punya orang berkualitas yang mampu memanejeriali sebuah turnamen yang jauh dari kericuhan, keonaran dan pemogokan? Mengapa masih ada ketakutan? Padahal Paul, seekor gurita di Jerman saja mampu memprediksi hasil pertandingan?
Kondisi saat ini memunculkan sebuah fantasi. Fantasi tentang sepakbola berkualitas. Sepakbola yang dilandasi cinta dan kasih. Namun itu tak bisa diungkapkan karena kita tak diberi kuasa untuk melakukannya.
Hari-hari ke depan ini, seks, cinta, kasih dan sepakbola mungkin bisa diselingkuhi. Ketegangan akan memuncak karena semua ingin meraih kemenangan. Kalau kita ingin berlangsung sukses, maka semua pemain, pelatih, wasit, panitia hingga penonton harus berselingkuh dengan sepakbola. Filosofi sepakbola harus diketahui. Niat suci almarhum EL Tari pun harus ditanamkan dalam diri.
Bukan untuk gagah-gagahan, tetapi semua pasti memiliki fantasi tentang adanya perubahan. Adanya perubahan permainan untuk menang dan juga adanya perubahan kepemimpinan yang oleh Sekretaris Pengprop PSSI NTT, Drs. Lambert Tukan, MM, menyebutnya wasit memimpin dan memutuskan sesuai nurani yang tulus.
Setelah ini, akan ada tim yang tersingkir. Pulang ke kampung halamannya untuk mempertanggungjawabkan dana dari APBD yang membiaya mereka. Yang bermain juga masih was-was. Mereka masih bisa disingkirkan dari turnamen oleh semua kemungkinan. Akan ada sakit hati, kecewa dan ada juga kegembiraan dan sorak sambil meneriakkan yel-yel kemenangan. Semuanya lumrah dalam sepakbola.
Sepakbola memang fantastis! Tak ada yang bisa diprediksi. Seks, cinta dan sepakbola harus bisa disatukan. Seks dan cinta punya sisi yang menggairahkan. Sementara sepakbola NTT masih dikuasi fantasi yang berbeda. Ada sisi yang menginginkan perubahan, namun ada yang menahannya dengan dalih 'itu aturan.' Ada juga sisi yang berusaha mempertahankan status quo karena takut tergeser, padahal ilmu sepakbola berubah terus setiap saat.
Mungkinkah ada perubahan di hari-hari ini hingga tanggal 4 Oktober nanti. Jangan lagi ada pemogokan, kericuhan dan pemukulan yang bisa menodai sepakbola NTT. Mengapa demikian? Karena yang anda nikmati belum tentu sesuatu yang baik.
Sebuah studi pada tahun 2008 mengatakan, mengakui sensasi pijat bersama pasangan sebanyak dua kali dalam seminggu dapat mengurangi rasa sakit, depresi, kegelisahan dan kemarahan. Dan, sepasang calon pengantin mengamini bahwa ada keajaiban dalam sepakbola yang mampu menyatukan manusia dalam seks dan cinta meski beda ras, agama, suku dan jenis kelamin. **
sumber http://www.pos-kupang.com/read/artikel/53073/selingkuhi-saja-sepakbola
Jangan lupa tinggalkan jejak anda disini, mohon jangan memberi spam/sejenisnya. blog ini hanya sebuah coretan kecil saya. Semoga bisa membantu.